veganojustice

Masih dalam Pembenahan

“IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM”

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

1.2  Tujuan


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penanaman

  • Penanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam budidaya tanaman.

(AnonymousA. 2011)

  • Penanaman adalah kegiatan menanam benih pada medium yang telah disediakan sesuai prosedur baku.

(AnonymousB. 2011)

  • Penanaman yaitu aktivitas yang dilakukan pada budidaya tanaman.

(AnonymousC. 2011)

  • Penanaman adalah tindakan dalam menanam benih pada suatu lahan atau tanah.

(AnonymousD .2011)

2.2 Alat Tanam

2.2.1 Macam-Macam Alat Tanam

Macam dan jenis alat/mesin penanam dapat digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu:

1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia

Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat pula digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:

  • Alat penanam tradisional

Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang

disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jaraktanam lebar.

Tugal bentuknya bermacam-macam sesuai dengan modifikasi suatudaerah atau negara. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk tugal yang paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme pengeluaran benih. Disini benih dimasukkan kedalam tanah secara terpisah, artinya memerlukan bantuan orang lagi. Tidak demikian halnya pada tugal yang telah dikembangkan di India dan Inggris. Berat alat ini berkisar 0,2 sampai 2,0 kg.

  • Alat penanam semi-mekanis

Bentuk dan macam alat penanam semi-mekanis ini juga bermacam-macam sekali. Alat-alat penanam ini cocok digunakan, baik pada tanah-tanah ringan maupun berat serta cocok untuk benih-benih berukuran besar dan kecil. Dengan berat alat 12 sampai 15 kg.

(Surman, R.L, 1989)

2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan

Alat penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali macamnya, tergantung modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan ditanam.

(. 2011)

3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor

Alat penanaman dengan sumber tenaga dari traktor dapat digolongkan menjadi 3 golongan., yaitu:

  1. Alat penanaman sistem baris lebar

Alat baris penanaman sistem baris lebar ini telah dirancang untuk menempatkan benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan efisiensi pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan untuk tanaman seperti : jagung, kapas, sorgum, serta kacangkacangan.

  1. Alat penanaman sistem baris sempit

Alat penanam tipe ini adalah dirancang khusus untuk menanam benihbenih kecil atau rumput-rumputan dalam baris dan alur yang sempit serta kedalaman yang seragam. Karena inilah, maka pengoperasian alat-alat mekanis dalam baris kecil sekali kemungkinannya.

Alat penanam sistem baris yang sempit ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih saja dan adapula yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi menjadi dua bagian, satu bagian menjadi tempat benih dan bagian lain menjadi tempat pupuk.

  1. Alat penanaman sistem sebar

Penanaman sistem sebar merupakan cara penanaman yang paling lama dan sederhana. Penebaran benih dengan mengunakan mesin lebih teliti dan cepat bila dibandingkan penebaran dengan tangan.

(E. V. POPOF,1986)

2.2.2 Bagian-Bagian Alat Tanam

1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia

  1. Alat penanam tradisional

Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai berikut :

  • Tangkai pegangan
  • Tempat atau kotak benih
  • Saluran benih
  • Pengatur pengeluaran benih
  1. Alat penanam semi-mekanis

Bagian-bagian utama dari alat penanam tipe ini adalah :

  • Tangkai pendorong
  • Roda depan
  • Kotak benih
  • Pengaturan pengeluaran benih
  • Saluran benih
  • Pembuka alur
  • Penutup alur
  • Roda belakang

2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan

Bagian-bagian alat penanaman sederhana ini adalah :

  • Batang tarik
  • Batang pengendali
  • Pembuka alur
  • Corong benih
  • Saluran benih

3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor

  1. Alat penanaman sistem baris lebar
  • Pembuka alur
  • Corong benih

K

  1. Alat penanaman sistem baris sempit

Bagian-bagian utama dari alat penanam sistem baris sempit ini adalah :

  • · Kerangka
  • · Roda-roda
  • · Kotak benih dan pupuk
  • · Pengatur pengeluaran benih
  • · Saluran benih
  • · Pembuka alur
  • · Pengatur kedalaman
  • · Penutup dan penekan alur

c. Alat penanaman sistem sebar

  • · Kerangka
  • · Roda-roda
  • · Kotak benih dan pupuk
  • · Pengatur pengeluaran benih
  • · Saluran benih
  • · Pembuka alur
  • · Pengatur kedalaman

(E. V. POPOF,1986)

2.2.3Prinsip Kerja Alat Tanam

1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia

  1. Alat penanam tradisional

Prinsip kerja tugal ini adalah jika ujung tugal ditancapkan atau dimasukkan kedalam tanah, maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benih-benih akan jatuh kedalam tanah.

  1. Alat penanam semi-mekanis

Tugal semi mekanis yang menggunakan pegas pada saat mata tugal masuk kedalam tanah. Pengatur pengeluaran benih tertekan keatas oleh permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah yang dibuat oleh mata tugal. Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, benih kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih.

Mekanisme penjatuhan benih berlangsung dengan putaran roda dengan melalui batang penghubung antara penutup/pembuka lubang jatuhnya benih dengan lempengan pengungkit dipusat roda depan.

Alat penanaman semi-mekanis jenis lain adalah yang ditarik tenaga manusia, sebagai contoh alat penanaman pada desain IRRI dengan jumlah jalur 6. Mekanisme penjatuhan padi dengan alat tersebut juga menggunakan putaran roda dimana putaran ini memutar lempeng penjatuh benih melalui sumbu selebar alat. Syarat-syarat penggunaan jenis alat ini adalah keadaan tanah sawah harus ”macek-macek” dan benih gabahnya harus direndam dulu selama 2 kali 24 jam.

2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan

Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanya mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan secara terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk kedalam tanah. Alat penanaman dibuat dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih. Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

 

3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor

  1. Alat penanaman sistem baris lebar

Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill, hill-drop dan checkrow. Sedangkan untuk penempatan alat pananam pada traktor dapat dibagi 2 golongan, yaitu : trailing dan mounted.

  1. Alat penanaman sistem baris sempit

Penanaman sistem baris sempit ini hamper sama dengan system baris lembar yang bebeda hanya pada jarak antar benih sempit.

  1. Alat penanaman sistem sebar

Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka alur, maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan peralatan seperti garu piring. Dan juga sistem ini tidak memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan garu paku atau yang lainnya. Alat penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem alat, yaitu :tipe sentrifugal atau endgate, tipe pesawat terbang dan penebar rumput-rumputan.

(Surman, R.L, 1989)

2.3 Mattering Device

2.3.1 Pengertian Mattering Device

  • Mattering Device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih.
  • Mattering Device merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.

2.3.2 Macam-Macam Mattering Device

  • Horizontal Feed/Rotor matering devices
  • Vertical Feed/Rotor matering devices

(Hardjoanidjojo S,2000)


 

BAB III

DATA DAN PERHITUNGAN

DIKERTAS


 

BAB IV

PEMBAHASAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum,yaitu: seperangkat Seed Table, Two Handible Planter, Seed Drill, Rotary job Planter, biji-bijian seperi kacang hijau, timbangan,stopwatch dan meteran.

Cara Kerja pengenalan dasar mesin penanam:

a. mengamati kondisi fisik dari mesin penanam berikut alat pendukungnya.

b. menimbang masa 100 biji bahan yang digunakan

LIAT DI BUKU

Pengenalan dasar mesin penanam ini dimaksudkan untuk mengetahui teknis mesin tersebut serta cara pengaturan tiap – tiap bagiannya hubungannya dengan penggunaan mesin penanam untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis benih tertentu. Alat penanam benih berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam dapat menutup benih dengan tanah. Mesin ini memiliki jenis mesin penanam tipe drill, jenis alat pengeluaran benih horizontal feed, jenis tabung penyalur tabung spiral, dan jenis alat pembuat alurnya adalah disk. Jenis alat penutup benihnya adalah drag chain, dnegan jenis benih yang ditanam adalah biji-bijian. Ukuran panjang conveyeor adalah 5,70 m,mattering device 8mm, keliling roda penggerak 1,1 m jarak antar alur tanam 0,45 m, rataan putaran roda penggerak 12 rpm. Seeder ini mempunyai bagian – bagian penting, yaitu: seed matering device (SMD), tabung penyalur (seed tube), alat pembuat alur (furrow opener), dan alat penutup alur (seed coveting device). Selain itu juga terdapat kerangka, roda – rada, kotak benih, pengatur SMD, dan drag chain. Seed matering devices. Alat ini mempunyai fungsi sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanaman. Jenis seed matering devices seeder yang diamati adalah horizontal feed / rotor matering devices. Tabung penyalur (seed tube). Alat ini berfungsi sebagai penyalur benih ke alur yang telah dibuat oleh furrow opener. Kecepatan pengaliran benih ditentukan oleh pemantulan benih pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran. Alat pembuat alur (furrow opener).Alat ini berfungsi membuka alur dalam tanah tempat biji akan ditanam. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah, dan kekasaran permukan). Pada praktikum ini, jenis furrow opener seeder ini adalah disk. Alat penutup alur (seed covering device). Alat ini bekerja sebagai penutp benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah kembali. Bentuk dari alat penutup alur dipengaruhi oleh keadaan tanah dan iklim. Dari berbagai macam alat penutup alur, seeder ini berjenis rantai (drag chain). Kerangka. Kerangka dipasang kokoh serta diperkuat pada sudut – sudutnya. Kerangka harus cukup kuat untuk mencegah kelengkungan dan menjaga agar bagian – bagian tetap dalam keadaan sejajar, mengingat semua bagian dihubungkan oleh kerangka. Kotak benih.Kotak ini dibuat dari logam, dan harus mempunyai kapsitas yang besar. Selain itu juga mempunyai tutup yang rapat yang berfungsi melindungi kotak (khususnya benihnya) dari hujan. Perkembangan dan pertumbuhan suatu benih setelah ditanam tergantung pada viabilitas benih, kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Penggunaan mesin tanam berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar baris. Selain itu ada kemnungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih oleh alat tanam. Pada seeder dilakukan percobaan untuk mengetahui apakah variasi bukaan SMD mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap-tiap seed tube. Percobaan dilakukan dengan pembukaan SMD dengan variasi 1/3, 2/3, dan 3/3. Dari alat pengeluaran benih diambil 7 sampel, dan dari tiap pembukaan SMD percobaan diulang sebanyak 5 kali. Analisa perhitungannya menggunakan analisa variasi satu arah dan dua arah.

Dilihat dari hasil perhitungan kecepatan pengeluaran benih dan kebutuhan benih per hektar dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan pengeluaran benih maka semakin besar kebutuhan benih per hektar. Beberapa sifat fisik benih yang mempengaruhi penggunaan mesin penanam adalah sebagai berikut :

  • Keseragaman bentuk dan ukuran
  • Jumlah per-satuan volume
  • Ketahanan terhadap tekanan dan gesekan


 

BAB V

PENUTUP

 

Penerapan teknologi alat tanam di ini dapat membantu para petani untuk menanam benih , seperti : jagung, kacang ijo, kedelai, kacang tanah, dan lain-lain. Dengan adanya alat tanam maka akan mempermudah dalam penanaman denga waktu yang relatif singkat. Dengan demikian alat tanam benih yaitu seperangkat Seed Table ini merupakan salah satu alat yang patut dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman berdasarkan pada efesiensi penanaman, kapasitas penanaman, desain yang  fleksibel, kemudahan operasional, ketepatan penanaman, dan kemudahan untuk diadopsi oleh pengusaha alat dan mesin pertanian. Selain itu alat tanam ini sudah dapat menjawab permasalahan yang telah dihadapi petani dalam proses penanaman benih


 

DAFTAR PUSTAKA

AnonymousA. 2011. Sosialisasi Peningkatan Pemanfaatan Traktor Untuk Penanam Biji – Bijian.http://www.epetani.deptan.go.id. Diakses tanggal 9 April 2011

AnonymousB. 2011. Alat dan Mesin Penanaman. http://www.ocw.usu.ac.id. Diakses tanggal 9 April 2011

AnonymousC.Budidaya Sedap Malam. 2011.. http://www. agribisnis.deptan.go.id. Diakses tanggal 9 April 2011

AnonymousD. 2011.Alat Penanaman. http://www. ucupneptune.blogspot.com. Diakses tanggal 9 April 2011

E. V. POPOF,1986.Mekanika Tanah. Erlangga Jakarta.

Surman, R.L, 1989, Mengerjakan Tanah dan Alat-Alat Pertanian, SPMA Cetakan ke II, Jakarta.

 

 

BPM. ARENDS, 1980. MOTOR BENSIN, Erlangga Jakarta.

Hardjoanidjojo S, Pengantar Keteknikan Pertanian, IPB, Bogor.

 Masih dalam Pembenahan

MATERI I

‘’IMPLEMEN PENGOLAHAN LAHAN DAN UNJUK KERJA’’

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

1.2  Tujuan


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengolahan Lahan

  • Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam.

(Koga, Y. 1988)

(AnonymousA. 2011)

  • Pengolahan lahan merupakan usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia.

(AnonymousB. 2011)

  • Pengolahan lahan sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

(Arsyad, S. 2000)

2.2 Tinjauan tentang Berbagai Macam Implement

Implement traktor adalah peralatan yang digunakan pada traktor sesuai dengan kegunaannya. Sebuah traktor tidak dapat digunakan untuk mengolah tanah jika traktor tersebut tidak dipasangi oleh implement. Implement pada traktor dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :

  • Alat pembuka
  • Alat penghancur atau penghalus
  • Alat perata atau pembendeng
  •  Alat pemeliharaan

Implement pengolah lahan, meliputi;

  • Bajak singkal

Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bajak singkal tidak direkomendasi pada tanah yang mengandung konkresi.

Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu :

1) singkal (moldboard),

2) pisau (share),

3) penahan samping (landside).

Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam).

Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) memotong tanah dan. mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) tersebut ke bagian singkal.
Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena kelengkungannya maka potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik.

Penahan samping adalah bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan samping dari keratan tanah pada singkal, disamping sekaligus menjaga kestabilan jalannya bajak sewaktu bekerja. Bagian yang paling banyak bersinggungan dengan tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk menjaga keausan karena gesekan dengan tanah, bagian tumit ini dalam pembuatannya diperkeras.
Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal diperlengkapi dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini berfungsi untuk membelah tanah atau tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah sebelum pisau bajak memotong tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada dua bentuk pisau pemotong, yaitu pisau pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter).

Ukuran bajak adalah lebar bajak, dinyatakan dalam satuan panjang. Ukuran dari satu bajak adalah dengan mengukur jarak dari sayap (wing) sampai penahan samping. Secara teoritis ukuran ini dapat dianggap sebagai lebar pembajakan atau lebar pemotong tanah.

Bajak singkal apabila dilihat dari atas atau samping akan terlihat suatu rongga atau hisapan (suction). Suction ini perlu untuk mencapai kedalaman atau lebar potongan bajak. Besarnya suction ini beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci. Ukuran ini disebut juga celah (clearance). Tempat dari suction ini berbeda untuk bajak yang mempunyai roda belakang (real furrow wheel) dan tanpa roda belakang.

Down suction                                                              Side suction

Hisapan (Suction) pada Bajak Singkal yang mempunyai Roda Belakang (Rear Furrow Wheel)

Down suction                                                              Side suction

Hisapan (Suction) pada Bajak Singkal yang tidak Mempunyai Roda Belakang

Disamping untuk pemotongan tanah, hisapan (suction) ini berperan juga dalam menstabilkan jalannya bajak. Hisapan Kebawah (Down suction) atau celah vertikal (vertical clearance) beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci pada bajak tanpa roda belakang tergantung dari jenis alat dan jenis tanah. Pada bajak dengan roda belakang, hisapan kebawah (down suction) sebesar 1/4 sampai 1/2 inci.

Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka akan terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian tanah yang diangkat dan diletakkan kesamping, disebut keratan tanah (furrow slice). Bila pekerjaan dimulai dari tengah areal secara bolak-balik dan arah perputaran ke kanan, maka akan berbentuk alur balik (Back furrow).

Hasil Pembajakan dengan Menggunakan Bajak Singkal

 

Bila pekerjaan bolak balik dimulai dari tengah dan arah perputaran ke kiri, maka akan terbentuk alur mati (Dead furrow). Pembalikan tanah umumnya kekanan.

Dalam operasional bajak dapat digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard plow) dan bajak yang dapat diangkat secara hidrolik (mounted moldboard plow). Dilihat dari hasil kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu arah (one way) dan bajak dua arah (two way). Menggunakan bajak dua arah memberikan keuntungan dalam menghindari terbentuknya alur balik (back furrow).

  • Garu

Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah : a) garu piring (disk harrow), b) garu palcu (splice tooth harrow), c) garu pegas (spring tooth harrow), d) garu rotari, dan e) garu khusus (special harrow).
a. Garu Piring.
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar.

Secara umum garu piring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angiat (mounted disk harrow).
Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double action ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah. Gambar 30 menunjukkan garu piring aksi tunggal, sedangkan Gambar 31. memperlihatkan garu piring aksi ganda.

Garu Piring Aksi Tunggal

Apabila posisi garu piring dalam penggandengannya dengan traktor menyamping, maka garu tersebut disebut garu offset.
Bagian-bagian dari garu piring adalah : piringan (disk), as (gang/arbor bolt), rangka (frame), bantalan (bearing), bumper, kotak pemberat, dan pembersih tanah (scaper).

Piringan dap at bersisi rata atau bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm.
Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara 15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh gelondong (spool).

Masing-masing as (gang) diikat ke rangka melalui standar yang berdiri pada bantalan. Untuk garu yang ringan satu as mempunyai dua bantalan, sedangkan yang berat lebih dari dua bantalan.
Pada ujung as di bagian cembung piringan ditempatkan bumber berupa besi tuang yang eukup berat untuk menambah tekanan ke samp ing.
Apabila garu piring tidak cukup berat untuk memecah tanah, maka dapat ditambah beban yang ditempatkan pada kotak pemberat.
Untuk membersihkan tanah yang melekat pada piringan, biasanya setiap piringan dilengkapi dengan pengeruk tanah (scraper) yang diikat pada rangka.

Garu Piring Aksi Ganda

b. Garu paku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru tumbuh.

Salah Satu Bentuk dari Garu Paku

c. Garu Pegas
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan.Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.

Salah Satu Bentuk dari Garu Pegas

d. Garu Rotari

Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor.

Garu Rotari Cangkul (Rotary Hoe Harrow)

Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow)

Garu rotari silang terdiri dari gigi-gigi yang tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor. Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari putaran PTO. Dengan menggunakan garu ini, penghancuran tanah terjadi sangat intensif. Bentuk dari garu ini dapat dilihat pada Gambar 35.

e. Garu Khusus

Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah.

Weeder-mulche                            soil surgeon

  • Ridger

Ridger adalah alat untuk membuat guludan di lahan kering yang telah diolah.

  • Bajak rotari
    Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.

Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor.

Bajak Rotari Tipe Vertikal

Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor .

. Bajak Rotari Tipe Tarik Berpenggerak PTO

Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.

.

Bajak Rotari Tipe Kebun Berpenggerak Sendiri

  • Bajak piringan

Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka.

Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).

Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :

a. Dapat bekerja ditanah keras dan kering
b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
c. Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
d. Dapat untuk tanah-tanah berakar
e. Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.

Bagian-bagian Bajak Piring

Hasil Pembajakan dengan Menggunakan Bajak Piring (Disk Plow)

Ada tiga jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe tarik (trailing), tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat sepenuhnya (integral mounted). Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (one­way). Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan roda yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel). Kedua roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada tanah-tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan yang dalam. One way disk plow adalah piring bajak yang di susun dalam satu gang melalui suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah piringan dapat beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari 20 sampai 26 inci.

Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di bagian depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga memudahkan alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit dan juga dapat mundur.

Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang kecil dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya dengan hidrolik traktor.

(Srivastava et al. 1993)

 

2.3 Tinjauan tentang Traktor Roda Dua

Traktor roda dua biasa dikenal dengan nama traktor tangan. Traktor ini tidak bisa dikendarai sehingga pengemudi harus berjalan di belakangnya. Alat kemudi berupa setang yang dipegang dengan tangan kanan dan kiri. Hal inilah barangkali yang menyebabkan traktor tersebut dinamakan traktor tangan.Traktor tangan biasa digunakan untuk pekerjaan pengolahan tanah, kebanyakan dengan dipasangi rotary tiller. Selain itu juga dipakai menggunakan bajak dan garu. Dengan sedikit modifikasi, traktor tangan dapat dibuat menjadi alat penanam atau pemanen. Traktor tangan dapat digunakan dengan roda berban karet ataupun roda besi.

(Wijanto.S,1996)


 

BAB III

HASIL PERHITUNGAN TUGAS PRAKTIKUM

 


 

BAB

IV PEMBAHASAN

Dalam pemasangan implemen traktor yang perlu diperhatikan adalah posisi traktor dan implement yang akan dipasangkan terhadap traktor harus sejajar. Jika traktor yang akan dipasangkan tidak sejajar dengan implementnya maka akan terjadi kesulitan dalam memasangkannya. Cara pemasangan implement traktor :

1.      Memposisikan traktor tepat sejajar dengan implement yang akan dipasangkan. Disini pengemudi harus mahir dalam mengendalikan traktor agar pemasangan implement menjadi mudah dan cepat. Jika pengemudi tidak mahir dalam mengendalikan traktor maka pemasangan implement akan sangat memakan waktu dan sulit. Patokannya adalah kita perhatikan bagian upper hitch point pada traktor harus sejajar dengan implementnya.

2.      Setelah implement dan traktor dalam sejajar, aturlah jarak traktor dan implement hingga tepat. Patokannya adalah bagian three point hitch pada traktor telah sesuai dengan lubang pada batang penarik (beam) pada implement. Kita dapat mensesuaikan kedua lower link arm dengan menaikkan atau menurunkanya hingga sesuai dengan lubang yang terdapat pada implement dengan cara menekan atau menarik tuas yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan lower link arm disanping jok kemudi.

3.      Dalam pemasangan three point hitch terhadap implement, hal pertama yang harus dilakukan adalah memasangkan bagian sebelah kiri terlebih dahulu pada batang penarik pada implement. Hal ini dikarenakan pada bagian sebelah kiri (lower link arm dan lift arm) sebelah kiri bersifat static. Setelah itu sesuaikan lubang pada implement dengan lower hitch point dan kunci dengan menggunakan pin. Setlah bagian sebelah kiri terpasang barulah kita memasang bagian sebelah kanannya dengan cara yang sama. Jika bagian sebelah kanan tidak sesuai kita dapat mengaturnya karena (lower link arm dan lift arm) bersifat dinamis. Setelah kedua lower hitch point terpasang barulah kita dapat memasang upper hitch point dengan cara yang sama yaitu dengan menyesuaikan lubang pada btang penarik yang terdapat pada implement dengan upper hitch point lalu menguncinya dengan sebuah pin.

4.       Setelah semua three hitch pint terpasang barulah kita kencangankan alat yang menyatu dengan lower link arms yang berbentuk seperti ulir, hingga lower link arm tidak dapat bergerak lagi.

5.      Setelah semua siap barulah traktor dan implementnya dapat digunakan.

 


 

BAB VPENUTUP


 

DAFTAR PUSTAKA

AnonymousA. 2011. Pengolahan Tanah. http://id.wikipedia.org Diakses 9 April 2011

AnonymousB. 2011. Pengolahan Tanah Pertanian. http://www.kuliahitukeren.blogspot.com Diakses 9 April 2011

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press

 

Koga, Y. 1988. Farm Machinery Vol. II. Tsukuba International Agricultural Training Centre. JICA.

Setiawan, R. P. A. 2001. Research Report on Development of Variable Rate Granular Applicator for Paddy Field. Laboratory of Agricultural Machinery, Kyoto University.

Srivastava, A. K., C. E. Goering, R. P. Rohrbach. 1993. Enginering Principles of Agricultural Machines. ASAE Texbook Number 6, American Society of Agriculutural Engineers.

Wijanto, M.S,1996. Memilih Merawat, Menggunakan, dan Traktor Tangan, Penebar Swadaya, Jakarta

 


 

 

 

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Jangan sia-siakan waktumu…

Agenda Hari ini

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Request N Comments

Silakan request laporan yang kamu butuhkan sapa tau aku punya yang kamu mau... :-) N jangan lupa ya comments-nya...mungkin aku bisa membenahinya kalo ada waktu...he..he..

Chat & Sharing yuk…